BREAKING NEWS

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA <<< "BAPAPADAHAN" >>>

PEMIKIRAN DAN PERADABAN ISLAM MASA NABI MUHAMMAD SAW



Akhir-akhir ini, telah bermunculan tokoh tingkat nasional dan internasional yang memainkan peran sebagai pencerah umat dengan beragam konsep membangun pemikiran dan peradaban. Konsep membangun pemikiran dan peradaban itu ditawarkan mulai dari rumah tangga hingga tingkat negara dan dunia. Jika kita merujuk kembali pada sejarah pemikiran dan peradaban mayor, maka sumber inspirasi perjuangan para ahli peradaban Islam adalah Nabiullah Muhammad SAW. Adalah suatu momen yang sangat tepat bahwa kita sebagai pencerah (enlighter) umat menggagas diadakannya berbagai diskusi dan seminar tentang peradaban sebagai proses reeksistensi pemikiran dan peradaban Islam.
Jazirah Arab merupakan bangsa yang plural dengan berbagai suku keyakinan (agama), dan kelompok-kelompok sosial yang dimiliki dengan kata lain pluralisme adalah realitas yang tidak terbantahkan di Jazirah Arab pra-Islam. Terletak di barat daya Asia, dengan jumlah penduduk sekitar 12.000.000 jiwa, terbagi menjadi delapan bagian dan terdapat berbagai suku-suku Arab yang berserak di Jazirah Arab masing-masing terbagi dalam kelompok sosial yang memiliki keyakinan ataupun agama yang berbeda.[1]
Plurarisme bangsa Arab pra-Islam merupakan instrumen dari kemajemukan masyarakat Arab yang bisa menjadi persoalan krusial. Kerusakan-kerusakan yang parah dibidang agama, politik, sosial, dan ekonomi.
Pada abab VI M menunjukkan krisis akhlak melanda kepada masyarakatnya, maka dari itulah Allah SWT mengutus Muhammad SAW untuk menyempurnakan “akhlak” hormat diri yang mulia.[2]
Firman Allah SWT, Artinya : “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya membawa petunjuk dan agama yang benar untuk meluruskan segala agama, walaupun orang musyrik tidak menyukai”. (Q.S. At-Taubah: 33)[3]
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (Syaibah) bin Hasyim (Amru) bin Abdul Manaf (Al Mughirah) bin Qusyhay (zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An Nadhr bin Kinanah bin Khuzaenah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin nizar bin Mo’ad bin Adnanm sampai di sinilah terhenti nasab yang sahih dari arah ayahnya. 
Ibunya Amirah bin Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr nasab ibu dan nasab ayahnya bertemu pada kilab bin murrah. Ayahnya Abdullah meninggal di Madinah dan dimakamkan di sana pula dalam perjalanannya pulang  dari Ghazah negeri syam. Ketika itu Rasullah Saw dalam kandungan ibunya dua bulan.[4]
Rasulullah SAW lahir di waktu menjelang fajar subuh, hari senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah (20 April 571 M), dizaman Raja Persi Kisra Anu Syarwan yang adil di kota Mekah tepatnya pada sebuah rumah di Safa kepunyaan Muhammad bin Yusuf; dijadikan masjid ketika orang naik haji.
Setelah dewasa, Rasulullah SAW berusaha hidup mandiri untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Karena beliau dikenal sebagai pemuda yang rajin dan jujur maka seorang janda bernama Khadijah binti Khuwalid, seorang bangsawan dan pedagang kaya memberi kepercayaan untuk membawa barang dagangannya ke negeri Syam. Beliau dipilih sebagai komisioner, lantaran sifat-sifat Rasulullah SAW, kepercayaan, kejujuran dan sifat pembawaannya baik, akhlak yang terpuji maka, oleh kaumnya beliau dikenal sebagai “Al Amin” (orang yang terpercaya).[5]
Beberapa waktu setelah Rasulullah SAW pulang dari perjalanan ke negeri Syam itu, datanglah lamaran dari Khadijah untuk menjadi suaminya. Kemudian hal itu disampaikan kepada pamannya, Abbas bin Abu Thalib setelah dicapai kesepakatan pernikahanpun dilangsungkan. Ketika itu Rasulullah SAW berusia 25 tahun sedangkan Khadijah  berusia 40 tahun. Khadijah adalah istri pertamanya. Khadijah mendampingi Rasulullah SAW dengan setia dan menyertainya.
Hal pertama yang menandai datangnya wahyu adalah mimpi baik yang sering dilihat Rasulullah dalam tidurnya. Saat itu usia Baginda telah mencapai 40 tahun. Mimpi-mimpi itu mulai dilihatnya sejak bulan Rabi'ul Awwal tahun itu. Dan mimpi baik itu merupakan satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian seperti yang dalam sebuah hadits. Kemudian  dia suka menyendiri. Dalam sebuah gua dengan membawa sedikit bekal makanan, dia beribadah dan terus berpikir.[6]
Gua itu adalah gua Hira yang terdapat di sebuah gunung an-Nur yang berjarak kurang lebih dua mil dari Makkah. "Bacalah!"  Jibril menemuinya di gua  itu.  "Aku tidak dapat membaca," jawabnya. "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu.. " sahut Jibril lagi.  Ayat-ayat yang turun saat itu adalah ayat satu sampai "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak  diketahui (manusia)" (Q.S.Al-'Alaq: 5).[7] Wahyu kedua surah al-Muddatsir adalah diterima sebagai pertanda Rasul.

Pemikiran dan Peradaban Islam Periode Makkah dan Periode Madinah

1.      Pemikiran dan Peradaban Islam Periode Makkah

Sistem dakwah Rasulullah SAW, terbagi dalam beberapa proses:[8]
a)      Proses dakwah secara diam-diam
Mula-mula Rasulullah  SAW berdakwah di Makkah secara diam-diam; sembunyi-sembunyi. Mula-mula dakwah ditujukan kepada anggota keluarga maupun kerabat terdekat. Rasulullah SAW memulai dakwahnya kepada orang-orang yang diharapkan kepadanya kebaikan dari sanak kerabat terdekat. Maka orang pertama yang beriman kepada Allah SWT sesuai apa yang didakwahkanya, antara lain : 1) Khadijah (istri nabi Muhammad SAW); orang pertama yang yang beriman atas kerasulan Nabi Muhamad SAW, 2) Putri-putrinya; Zaenab, Ruqayyah, Ummu Kultsun dan Fatimah, 3) Saudara sepupunya; Ali bin abi tholib (cendikiawan), 4) Sahabat ; Abu Bakar bin Abi Qahafah (seorang pemuka terpandang dan saudagar kaya  dan dermawan), 5) Ustman bin Affan (pengusaha).[9]
b)     Proses dakwah terang-terang
Firman Allah, Artinya : “Sampaikanlah segala yang diperintahakan secara terbuka dan berpalinglah dari orang yang musyrik”. (Q.S Al-Hijr : 94)[10]
Setelah turun ayat ini, Rasulullah SAW, menyampaikan dakwahnya kepada seluruh lapisan masyarakat kota Makkah yang pluralistik, dari golongan bangsawan sampai golongan budak serta pendatang kota Makkah yang mempunyai agama berbeda dan berbagai suku. Untuk berdakwah secara terang-terangan ini beliau mengamhil bukit “shofa” sebagai tempat dakwahnya. Rasulullah  SAW. Menyampaikan dakwah dibukit Shofa selama dua kali, namun orang-orang banyak yang mendustakanya. Sebagian ada yang menerima dan sebagian ada yang menolaknya dengan kasar.
Pada tanggal 27 Rajab tahun ke XI dari kenabian (621 M) Rasulullah SAW melakukan Isra’ dan Mi’raj. Sehubungan dengan masa perjuangan dakwah Islam yang masih membutuhkan waktu lama dan ketekunan, sedangkan reaksi musuh semakin bertambah kejam, maka Allah SWT mengijinkan Rasulullah Saw untuk “Isra” dan “Mi’raj”. 10 tahun Rasulullah SAW memperjuangkan “Pola dasar pembangunan garis besar haluan negara” bersumber Al-Quran, yaitu pembentukan: “Pribadi Muslim” di Makkah unsur mutlak bagi pembentukan “ Masyarakat Islam” di Madinah. Kemudian beliau senantiasa mendapat reaksi dari kaum Musyrikin Quraisy yang sengit dan menyakitkan hati, terlebih setelah wafatnya dua orang yang disegani; Khadijah (Istri Beliau) dan Abi Tholib (Paman Beliau). Itu merupakan salah satu sebab terjadinya Isra’ dan Mi’raj.
Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah merupakan sebagai motivasi untuk keselamatan Islam, kelancaran dakwah Islamiyah, kemaslahatan ummat serta perintah Allah SWT. Langkah-langkah startegi yang dilakukan Rasulullah Saw unuk hijrah ke Madinah antara lain:
1)      Fase pertama, penentuan sasaran dan target untuk masa waktu tertentu.
2)      Fase kedua, perentuan sarang unuk merealisasikan sasaran yang lebih tepat.
3)      Fase ke tiga, pengeluaran keputusan yang menjamin terpacainya sasaran dakwah.
4)      Fase keempat, pemeriksaan kembali langkah-langkah yang disusun.[11]
Strategi prosesi hijrahnya Rasulullah SAW dengan cara umat Islam diperintahkan untuk berangkat dahulu kemudian Nabi menyusul serta Nabi berjalan ke Selatan (goa tsur), baru setelah itu ke Madinah. Sebagai manfaat lebih terjamin keselamatan dan sebagai pembelajaran.

2.      Pemikiran dan Peradaban Islam Periode Madinah

Langkah-langkah yang diambil oleh Rasulullah SAW, untuk meletakkan dasar pembinaan masyarakat Madani/Islami di Madinah antara lain:[12]
  1. Mendirikan masjid
Setibanya Rasulullah SAW, di Quba, sebuah desa di luar Madinah, nabi sudah meminta agar dibangun sebuah masjid sebagai pusat kegiatan dakwah dan sentra pengembangan kebudayaan. Adapun fungsi mendirikan masjid adalah sebagai sarana ibdah dan dakwah. Selain untuk shalat juga sebagai  tempat musyawarah dan perencanaan strategi dakwah, tempat pengajaran dan perguruan, serta tempat penerimaan tamu dan delegasi-delegasi. Bahkan di serambi depan disediakan tempat unuk fakir miskin yang tidak mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal. Tindakan pembangunan masjid mengandung makna bahwa pembinaan moral dan taqwa adalah hal yang pertama dilakukan sebelum hal-hal yang lain dikerjakan.
  1. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshor
Kedua kaum ini disatukan berdasarkan tali ikatan agama tanpa ada perbedaan derajat baik karena darah maupun karena suku. Kaum Anshor adalah orang-orang Islam penduduk asli Madinah, sedangkan kaum Muhajirin adalah orang-orang Islam yang pindah/hijrah dari Makkah ke Madinah dengan membawa agamanya. Rasulullah SAW, memberikan hak yang sama  kepada kedua kaum tersbut. Beliau melarang kepada mereka tidak bermusuhan dan balas dendam.
Hal tersebut juga ditegaskan bahwa Rasulullah SAW di kirimkan Allah SWT ditengah umat manusia dibekali kitab suci Al Qur’an dan ajaran keadilan agar manusia tegak dengan keadilan itu. Keadilan yang tanpa memandang siapa yang akan terkena akibatnya, meskipun mengenai diri sendiri, keluarga, maupun teman dekatnya bahkan terhadap orang yang membencinya sekalipun.
  1. Membuat Perjanjian (Piagam Madinah)
Piagam Madinah merupakan basis kajian untuk mendapatkan wawasan tentang sosial – politik – demokratik, karena hampir semua pengkaji sejarah Islam mengakui “bahwa” Piagam Madinah” merupakan instrumen hukum–politik yang membuat komunitas Islam dan non Islam. Bahkan oleh sebagian pakar ilmu  politik piagam ini dianggap sebagai konstitusi atau undang-undang  dasar pertama bagi “Negara Islam” yang didirikan Nabi SAW di Madinah.
Latar sosial–budaya masyarakat Madinah sangat majemuk, terbukti penduduknya terbagi ke dalam kelompok-kelompok etnik, ras dan agama yang berbeda. Pada umumnya faktor ini mendorong konflik yang tidak mudah diselesaikan, tetapi “Piagam Madinah” mampu menjadi perekat unitas dari pluralitas tersebut. Kepemimpinan serta Pemikiran Nabi  Muhammad SAW adalah model yang paling ideal dan sempurna dari kepemimpinan abad ke 7 M karena keberhasilannya membangun pemerintahan Islam.
Dalam konteks ini Islam tampaknya memang didesain untuk bisa menata kehidupan sosial yang pluralistik. Untuk mendapatkan isi/butir-butir Piagam Madinah, berikut dikutipkan naskah Piagam Madinah, berisi:
Ø  Pembinaan persauan/persaudaraan
Ø  Pembinaan keamanan dan perluasan daerah
Ø  Penataan hukum
Ø  Penataan kebebasan/kerukunan umat beragama
Ø  Pengaturan tentang perdamaian, sanksi dan perang[13]
  1. Membuat landasan pembinaan
Landasan pembinaan pada hakikatnya adalah usaha-usaha yang dilakukan agar taraf hidup manusia menjadi layak dan lebih baik. Rasulullah SAW, membangun sebuah masyarakat bernegara yang didukung oleh seluruh penduduk Madinah dan sekitarnya tanpa memandang asal keturunan dan agama yang dianut. Masyarakat plural dalam membangun bernegara ini diikat oleh tali kepentingan dan cita-cita bersama, baik dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan lain-lain, yang mencakup segenap aspek kehidupan manusia. Serta menerapkan sistem pemerintahan Teokrasi
Sabda Nabi SAW, "Barang siapa berperang untuk menegakkan kalimah Allah (Islam) yang mulia maka ia berjuang di jalan-Nya" (HR. Bukhori Muslim). Jihad tidak hanya terbatas pada peperangan melawan musuh, jihad pun dapat dilakukan dengan pengorbanan harta dan jiwa dengan tulus ikhlas dalam menegakkan agama Allah SWT. Sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an dan as-Sunah.[14] Mempertahankan eksistensi Islam, dengan berbagai perang di anataranya: Perang Badar, Uhud, Khandaq, Khaibar, Tabuk, Fathu Makkah, dan lain-lain.
Menjadikan diri Rasulullah SAW sebagai tokoh multi dimensional; sebagai Rasul, sebagai pemimpin keluarga, sebagai pemimpin pemerintahan/negara, sebagai pemimpin perang, sebagai pedagang, dan lain-lain.[15]


[1] Amaly, 1986, hlm. 11, dalam M. Haezan, Dakwah Rasulullah SAW Menurut History Islam (Periode Mekah-Madinah), Skripsi. (Jur. Dakwah dan Komunikasi, STAIN, Surakarta, 2008), hlm. 63
[2] Amaly, 1986, hlm. 29, dalam M. Haezan, Ibid, hlm. 64
[3] Qur’an Karim dan Terjemahan Artinya. (cetakan kedelapan, UII Press, Yogyakarta, 2009), hlm. 339
[4] Muhammad Mukhlis A, Sidnan Nabi Sang Pemilik Hati Jutaan Manusia. (Penerbit Salman, Bekasi, 2011), hlm.47
[5] M. Haezan, Dakwah Rasulullah SAW Menurut History Islam (Periode Mekah-Madinah), Skripsi. (Jur. Dakwah dan Komunikasi, STAIN, Surakarta, 2008), hlm. 69
[6] Muhammad Mukhlis A, Sidnan Nabi Sang Pemilik Hati Jutaan Manusia. (Penerbit Salman, Bekasi, 2011), hlm. 54
[7] Muhammad Mukhlis A, Ibid, hlm. 55
[8] M. Haezan, Dakwah Rasulullah SAW Menurut History Islam (Periode Mekah-Madinah), Skripsi. (Jur. Dakwah dan Komunikasi, STAIN, Surakarta, 2008), hlm. 91
[9] M. Sularno, Hand Out Mata Kuliah Pemikiran dan Peradaban Islam. (FIAI, Universitas Islam Indonesia, 2011), hlm. 14
[10] Qur’an Karim dan Terjemahan Artinya. (cetakan kedelapan, UII Press, Yogyakarta, 2009), hlm. 469
[11] M. Haezan, Dakwah Rasulullah SAW Menurut History Islam (Periode Mekah-Madinah), Skripsi. (Jur. Dakwah dan Komunikasi, STAIN, Surakarta, 2008), hlm. 110
[12] M. Haezan, Ibid, hlm. 119-120
[13] M. Sularno, Hand Out Mata Kuliah Pemikiran dan Peradaban Islam. (FIAI, Universitas Islam Indonesia, 2011), hlm. 15
[14] Hsubky, 1995, hlm. 106, dalam M. Haezan, Dakwah Rasulullah SAW Menurut History Islam (Periode Mekah-Madinah), Skripsi. (Jur. Dakwah dan Komunikasi, STAIN, Surakarta, 2008), hlm. 16
[15] M. Sularno, Hand Out Mata Kuliah Pemikiran dan Peradaban Islam. (FIAI, Universitas Islam Indonesia, 2011), hlm. 15
PEMIKIRAN DAN PERADABAN ISLAM MASA NABI MUHAMMAD SAW PEMIKIRAN DAN PERADABAN ISLAM MASA NABI MUHAMMAD SAW Reviewed by Unknown on Thursday, March 22, 2012 Rating: 5

1 comment:

  1. Dagdusheth Ganesh JI Temple | Hinduism - FBCasino 바카라사이트 바카라사이트 우리카지노 계열사 우리카지노 계열사 12bet 12bet 83qq Gaming Slot Demo - Shootercasino.com

    ReplyDelete

Powered by Blogger.